Senin, 20 September 2010

GEMA KEHIDUPAN


Seorang anak dan ayah berjalan di gunung. Sianak terpeleset dan terluka. Ia menjerit kesakitan, “Aaaahhhhhh!!!” Tiba-tiba terdengar suara menirukan dari suatu arah dari gunung, “Aaaahhhhhh”
Merasa takjub dan penasaran, ia berteriak, “Siapa kau?”
Ia mendapat jawaban, “Siapa kau?”
Ia menjadi marah dengan jawaban itu, lalu berteriak keras, “PENGECUUUT!”
Ia mendapat jawaban, “PENGECUUUT!”
Si anak menatap ayahnya lalu bertanya, “Apa yang terjadi?”
Ayahnya tersenyum lalu berkata, “Anakku, perhatikanlah.”ia lalu berteriak, “AKU MENYUKAIMU!”
Suara itu berkata, “AKU MENYUKAIMU!”
Ayahnya berteriak lagi, “KAU ADALAH JUARA!”
Suara itu berkata, “KAU ADALAH JUARA!”
Sianak bingung, tidak mengerti. Ayahnya kemudian menjelaskan, “Orang itu menyebut suara itu gema.” Tapi sesungguhnya demikianlah kehidupan itu. Kehidupan akan memberikan kembali segala yang kau katakan dan lakukan. Kehidupan ini adalah refleksi (pantulan) dari perilaku kita. Jika kau menginginkan cinta lebih banyak di dunia ini, maka ciptakanlah cinta lebih banyak di hatimu. Jika kau menginginkan keahlian lebih banyak di teammu, maka tingkatkanlah keahlianmu. Pertalian ini berlaku pada semua hal dalam segenap aspek kehidupan. Kehidupan akan memberikan kembali semua hal yang kau berikan kepadanya.
(Di ambil dari buku “HIKMAH DARI SEBERANG”)

Pensil


PENSIL


            Pembuat pensil menaruh pensil di sampingnya sebelum ia bisa memasukkannya ke dalam kotak. “Ada lima hal yang perlu kau ketahui sebelum aku mengirimmu di dunia,” kata pembuat pensil kepada pensil.
            “Pertama, kau dapat melakukan banyak hal yang besar asal kau bersedia berada dalam genggaman orang.
            Kedua, kau akan merasakan pedihnya rautan waktu ke waktu, tapi kau membutuhkan itu agar menjadi pensil yang lebih baik.
            Ketiga, kau harus bisa mengoreksi kesalahan yang kau goreskan.
            Empat, yang terpenting darimu adalh bagian dalam tubuhmu.
            Lima, pada permukaan apa saja yang goreskan, kau harus dapat meninggalkan coretan (kesan),” jelas si pembuat pensil.
            Pensil memahami semua nasihat itu dan berjanji akan selalu mengingatnya.
 (Di ambil dari buku “HIKMAH DARI SEBERANG”)

Belajar tentang Kehidupan


KACA MATA NENEK

            Dua orang anak kecil berbicara tentang kaca mata.
            “ Bukankah kau benci memakai kaca mata?” tanya seorang anak.
            “Tidak,” jawab anak yang lain. “asalkan kacamata itu adalah jenis kaca mata yang dikenakan oleh nenekku! Ibuku bilang nenek selalu bisa melihat (mengetahui) bila seseorang itu sedang capai, kecil hati atau sedih. Dia bisa melihat bila seseorang membutuhkan pertolongan, dia juga bisa mengetahui bila kau memiliki persoalan yang hendak kau utarakan. Tapi yang paling baik, kata Mama, nenek selalu dapat melihat kebaikan yang ada pada diri setiap orang.”
            Anak itu melanjutkan, “Suatu hari aku bertanya kepada nenek, bagaimana dia bisa melihat Dia berkata, mungkin sampai seusia ini ia telah banyak belajar melihat. Tapi aku yakin, itu pasti karena kaca matanya.
 Dapat melihat orang lain dari kaca mata nenek orang itu.
(Di ambil dari buku “HIKMAH DARI SEBERANG”)